Latihan dan
Pengembangan SDM
PENGERTIAN PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN
Pelatihan dan pengembangan sering kita dengar dalam dunia kerja
di perusahaan, organisasi, lembaga, atau bahkan dalam instansi pendidikan. Hal
ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi
tenaga kerja untuk bekerja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan
yang dijabat atau akan dijabat kedepan. Tidak terlalu jauh dalam instansi
pendidikan, pelatihan dan pengembangan sering dilakukan sebagai upaya
meningkatkan kinerja para tenaga kerja pendidikan yang dianggap belum mampu
untuk mengemban pekerjaannya karena faktor perkembangan kebutuhan masyarakat
dalarn pendidikan. Secara deskripsi tertentu potensi para pekerja pendidikan
mungkin sudah memenuhi syarat administarasi pada pekerjaanya, tapi secara
aktüal para pekerja pendidikan harus mengikuti atau mengimbangi perkembangan
pendidikan sesuai dengan tugas yang dijabat atau yang akan dijabatnya. Hal ini
yang mendorong pihak instansi pendidikan untuk memfasilitasi pelatihan dan
pengembangan karir para tenaga kerja pendidikan guna mendapatkan hasil kinerja
yang baik. [1]
Dalam instansi pendidikan biasanya para tenaga kerja yang akan
menduduki jabatan baru yang tidak didukung dengan pendidikannya atau belum
mampu melaksanakan tugasnya, biasanya upaya yang ditempuh adalah dengan melakukan
pelatihan dan pengembangan karir. Dengan melalui pelatihan dan pengembangan,
tenaga kerja akan mampu mengerjakan, meningkatkan, mengembangkan pekerjaannya.
Pelatihan (training) adalah proses pendidikan jangka
pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir sehingga tenaga
kerja non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk
tujuan tertentu. Pelatihan kerja menurut undang-undang No.13 Tahun
2003 pasal I ayat 9. adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan,
serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos
kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
Menurut Marzuki Pelatihan adalah pengajaran atau pemberian
pengalaman kepada seseorang untuk mengembangkan tingkah laku (pengetahuan,
skill, sikap) agar mencapai sesuatu yang diinginkan. Pelatihan bagi karyawan
merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta
sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya
dengan semakin baik, sesuai dengan standar.[2]
Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian
SDM organisasi yang berkaitan dengan jabtan atau fungsi yang menjadi tanggung
jawab individu yang bersangkutan saat ini (current job oriented).
Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program pelatihan adalah peningkatan
kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini.
Pengembangan (development) merupakan fungsi
operaasional kedua dari manajemen personalia, pengembangan karyawan baru / lama
perlu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan Program pengembangan
karywan hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan kepada metode-metode
ilmiah serta berpedoman pada ketrampilan yang dibutuhkan perusahaan atau suatu
instansi pendidikan saat ini maupun untuk masa depan. Setiap personil
perusahaan/ intansi pendidikan dituntut agar dapat bekerja secara efektif,
efisien, kualitas, dan kuantitas pekerjaannya baik sehingga daya saing sebuah
perusahaan/ instansi pendidikan semakin besar.
Jadi definisi pengembangan adalah usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual , dan moral karyawan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan / jabatan melalui pendidikan dan latihan.[3] Selain
itu pengembangan (development) juga dapat diartikan sebagai penyiapan
individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi dalam
perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan. Pengembangan
cenderung lebih bersifat formal, menyangkut antisipasi kemampuan dan keahlian
individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang akan datang.
Sasaran dan program pengembangan menyangkut aspek yang lebih luas yaitu
peningkatan kemampuan individu untuk mengantisipai perubahan yang mungkin
terrjadi tanpa direncanakan (unplened change) atau perubahan yang
direncanakan (planed change). Dari pengertian ini menunjukkan bahwa
fokus pengembangan karir adalah peningkatan kemampuan mental tenaga kerja.
Pengembangan lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan dalam pengambilan
keputusan dan memperluas hubungan manusia (human relation) bagi
manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah sedangkan pelatihan
dimaksudkan untuk pegawai pada tingkat bawah (pelaksana).
Menurut Hani Handoko pengertian latihan dan pengembangan adalah
berbeda. Latihan (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan
berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin.
Yaitu latihan rnenyiapkan para karyawan (tenaga kerja) untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
sekarang. Sedangkan pengembangan (Developrnent) mempunyai ruang lingkup
lebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, sikap dlan sifat-sifat kepribadian.
Menurut Mariot Tua Efendi H latihan dan pengembangan dapat
didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai. Selanjutnya mariot Tua
menambahkan pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan.[4] Tetapi,
dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan.
Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk malakukan pekerjaan
yang spesifik pada saat ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan
pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang.[5]
TUJUAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Tujuan diselenggarakan pelatihan dan pengembangan diarahkan
untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna
meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan. Adapun tujuannya
sebagai berikut :
- Tujuan
Pelatihan SDM
- Memutakhirkan
keahlian seorang individu sejalan dengan perubahan teknologi.
- Melalui
pelatihan, pelatih (trainer) memastikan bahwa setiap individu dapat secara
efektif menggunakan teknologi-teknologi baru.
- Mengurangi
waktu belajar seorang individu baru untuk menjadi kompeten dalam
pekerjaan.
- Membantu
memecahkan persoalan operasional.
- Mengorientasikan setiap
individu terhadap organisasi[6]
- Tujuan
Pengembangan SDM
- Meningkatkan
produktivitas.
- Meningkatkan
mutu tenaga kerja
- Meningkatkan
ketepatan dalam perencanaan SDM
- Meningkatkan
semangat kerja: Suatu rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan dari
program pelatihan perusahaan yang direncanakan dengan baik.
- Menarik
dan menahan tenaga kerja yang baik
- Menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja
- Menunjang
pertumbuhan pribadi (personal growht).
Adapun perbedaan Tujuan antara pelatihan dan pengembangan secara
umum
- Pelatihan.
Tujuan:
Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan saat ini. Sasaran:
Peningkatan kinerja jangka pendek. Orientasi: Kebutuhan jabatan sekarang.Efek terhadap
karir: Keterkaitan dengan karir relatif rendah.
- Pengembangan.
Tujuan:
Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan yang akan datang.
Sasaran: Peningkatan kinerja jangka panjang. Orientasi: Kebutuhan perubahan
terencana atau tidak terencana. Efek terhadap karir: Keterkaitan dengan karir
relatif tinggi.[7]
JENIS PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
SDM
- Pelatihan
dan Pengembangan Keahlian.
Pelatihan keahlian (skils training) merupakan pelatihan
yang sering di jumpai dalam organisasi. program pelatihaannya relatif
sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian yang
jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran
yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.
- Pelatihan
dan Pengembangan Ulang.
Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan
keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan
keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang
berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja
rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer
atau akses internet
- Pelatihan
dan Pengembangan Lintas Fungsional.
Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training)
melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang
lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.
- Pelatihan
dan Pengembangan Tim.
Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok
Individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim
kerja.
- Pelatihan
dan Pengembangans Kreatifitas.
Pelatihan kreatifitas(creativitas training) berlandaskan
pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja
diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada
penilaian rasional dan. [8]
TEKNIK-TEKNIK PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN
Program-program pelatihan dan pengembangan dirancang untuk
meningkatkan perestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta
memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua kategori pokok program pelatihan dan
pengembangan manajemen.
- Metode
praktis (on the job training)
- Teknik-teknik
presentasi informasi dan metode-metode simulasi (off the job training)
Masing-masing kategori mempunyai sasaran pengajaran sikap konsep
atau pengetahuan dan/atau keterampilan utama yang berbeda. Dalam pemilihan
teknik tertentu untuk dugunakan pada program pelatihan dan pengembangan, ada beberapa trade
offs. Ini berarti tidak ada satu teknik yang selalu baik: metode
tergantung pada sejauh mana suatu teknik memenuhi faktor-faktor berikut:
- Efektivitas
biaya.
- Isi
program yang dikehendaki
- Kelayakan
fasilitas-fasilitas
- Preferensi
dan kemampuan peserta
- Preferensi
dan kemampuan instruktur atau pelatih
- Prinsip-prinsip
belajar
Teknik-teknik on the job merupakan metode
latihan yang paling banyak digunakan. Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru
dengan sepervise langsung seorang pelatih yang berpengalaman (biasanya karyawan
lain). Berbagai macam teknik ini yang bisa digunakan dalam praktek adalah
sebagai berikut:
- Rotasi
jabatan
- Latihan
instruksi pekerjaan
- Magang
(apprenticeships)
- Coaching
- Penugasan
sementara
Teknik-teknik off the job, dengan pendekatan
ini karyawan peserta latihan menerima representasi tiruan (articial)
suatu aspek organisasi dan diminta untuk menanggapinya seperti dalam keadaan
sebenarnya. Dan tujuan utama teknik presentrasi (penyajian) informasi adalah
untuk mengajarkan berbagai sikap, konsep atau keterampilan kepada para peserta.
Metode yang bisa digunakan adalah:
- Metode
studi kasus
- Kuliah
- Studi
sendiri
- Program
computer
- Komperensi
- Presentasi
Implementasi program pelatihan dan pengembangan berfungsi
sebagai proses transformasi. Pata tenaga kerja (karyawan) yang tidak terlatih
diubah menjadi karyawan-karyawan yang berkemampuan dan berkulitas dalam
bekerja, sehingga dapat diberikan tanggungjawab lebih besar.[9]
TAHAPAN PROSES PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN SDM
Sebelum pelatihan dapat diselenggarakan, kabutuhan akan hal itu
perlu dianalisis lebih dahulu. Hal demikian disebut sebagai langkah/tahapan
penilaian dari proses pelatihandan pengembanga. beberapa tahapan berikutnya:
- Penilaian
kebutuhan pelatihan.
- Penilaian
kebtuhan perusahaan
- Penilaian
kebutuhan tugas
- Penilaian
kebutuhan karyawan.
- Perumusan
tujuan pelatihan.
Perumusan tujuan pelatihan harus ada keterkaitan antara input,
output, outcome, dan impact dan pelatihan itu sendiri.
- Prinsip-prinsip
pelatihan.
- Partisipasi
- Pendalaman
- Relevansi
- Pengalihan
- Umpan
balik
- Suasana
nyaman
- Memiliki
kriteria
- Merancang
dan menyeleksi prosedur pelatihan
- Pelatihan
instruksi pekerjaan
- Perputaran
pekerjaan
- Magang
dan pelatihan
- Kuliah
dan presentasi
- Permainan
peran dan pemodelan perilaku
- Studi
kasus
- Simulasi
- Studi
mandiri dan pembelajaran program
- Pelatihan
laboratorium
- Pembelajaran
aksi [10]
Dalam tahapan ini menurut Gomes terdapat paling kurang tiga
tahapan utama dalam pelatihan dan pengembangan, yakni: penentuan kebutuhan
pelatihan, desain program pelatihan, evaluasi program pelatihan.
- Penentuan
kebutuhan pelatihan dan pengembangan
Adalah lebih sulit untuk menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan
bagi para pekerja yang ada daripada mengorientasikan para pegawai yang baru.
Dari satu segi kedua-duanya sama. Tujuan penentuan kebutuhan pelatihan ini
adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan guna
mengetahui dan atau/menentukan apakah perlu atau tidaknya pelatihan dalam
organisasi tersebut.
Dalam tahapan ini terdapat tiga macam kebutuhan akan pelatihan
yaitu:
a)
General treatment need, yaitu penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua pegawai
dalam suatu klasifikasi pekerjaan tanpa memperhatikan data mengenai kinerja
dari seseorang pegawai tertentu.
b)
Oversable performance discrepancies, yaitu jenis penilaian
kebutuhan pelatihan yang didasarkan pada hasil pengamatan terhadap berbagai
permasalahan, wawancara, daftar pertanyaan, dan evaluasi/penilaian kinerja, dan
dengan cara meminta para pekerja untuk mengawasi sendiri hasil kerjanya
sendiri.
c)
Future human resources neeeds, yaitu jenis keperluan pelatihan ini
tidak berkaitan dengan ketidak sesuaian kinerja, tetapi Iebih berkaitan dengan
sumberdaya manusia untuk waktu yang akan datang.
- Mendesain
program pelatihan dan pengembangan
Sebenarnya persoalan performansi bisa disiatasi melalui
perubahan dalam system feedback, seleksi atau imbalan, dan juga
melalui pelatihan. Atau akan Iebih mudah dengan melakukan pemecatan terhadap
pegawai selama masa percobaannya.
Jika
pelatihan dan pengembangan merupakan Solusi terbaik maka para manajer atau
supervisor harus memutuskan program pelatihan yang tepat yang bagaimana yang
harus dijalankan. Ada dua metode dan pririsip bagi pelatihan:
- Metode
.
Metode pelatihan dan pengembangan yang tepat tergantung kepada
tujuannya. Tujuan atau sasaran pelatihan dan pengembangan yang berbeda akan
berakibat pemakaian metode yang berbeda pula.
- Prinsip
umum bagi metode pelatihan dan pengembangan
Terlepas dari berhagai metode yang ada, apapun bentuk metode
yang dipilh, metode tersebut harus rnemenuhi prinsip – prinsip seperti:
1.
Memotivasi para peserta pelatihan.
- Memperlihatkan
ketrampilan-ketrampilan.
- Harus konsisten dangan isi
pelatihan.
- Peserta berpartisipasi aktif.
- Memberikan kesempatan untuk
perluasan ketrampilan.
- Memberikan feedback.
- Mendorong dari hasil
pelatihan ke pekerjaan.
- Harus efektif dari segi biaya.
- Evaluasi
efektifitas program
Supaya efektif, pelatihan haru merupakan suatu solusi yang tepat
bagi permasalahan organisasi, yakni bahwa pelatihan tersebut dimaksudkan untuk
memperbaiki kekurangan keterampilan. Untuk meningkatkan usaha belajarnya,para
pekerja harus menyadari perlunya perolheanb informasi baru atau mempelajari
keterampilan-keterampilan baru, dan keinginan untuk belajar harus dipertahankan.
Apa saja standar kinerja yang telah ditetapkan, sang pegawai tidak harus
dikecewakan oleh pelatih yang menuntut terlalu banyak atau terlalau
sedikit.
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menguji apakah pelatihan
tersebut efektif di dalam mencapai sasaran-sasarannya yang telah ditetapkan.
Ini menghendaki identifikasi dan pengembangan kriteria tertentu, diantaranya:
1) Tipe-tipe efektifitas program pelatihan dan pengembangan.
Program
pelatihan dan pengembangan bisa dievaluasi berdasarkan informasi yang bisa
diperoleh pada lima tingkatan:
- reactions: Ukuran
mengenai reaksi ini didesain untuk mengetahui opini dari para peserta
mengenai program pelatihan. Usaha untuk mendapatkan opini para peserta
tentang pelatihan ini, terutama didasarkan pada beberapa alasan utama,
seperti: untuk mengetahui sejauh mana para peserta merasa puas dengan
program untuk maksud diadakannya bebrapa revisi atas program pelatihan,
untuk menjamin agar para peserta yang lain bersikap represif untuk
mengikuti program pelatihan.
- Learning: Informasi
yang ingin diperoleh melalui jenis evaluasi ini adalah mengetahi seberapa
jauh para peserta menguasai konsep-konsep, pengetahuan,
keterampilan-keterampilan yang diberikan selama pelatihan.
- Behaviors: Perilaku
dari para peserta, sebelum dan sesudah pelatihan, dapat dibandingkan guna
mengetahui tingkat pengaruh pelatihan terhadap perubahan performansi
mereka. Langkah ini penting karena sasaran dari pelatihan adalah untuk
mengubah perilaku atau performansi para peseerta pelatihan setelah diadakan
program pelatihan.
- Organizational
result: tujuan dari pengumpulan
informasi pada level ini adalah untuk menguji dampak pelatihan terhadap
kelompok kerja atau organisasi secara keseluruhan.
- Cost
effectivity: ini dimaksudkan untuk
mengetahui besarnya biaya yang dihabiskan bagi program pelatihan, dan
apakah besarnya biaya untuk pelatihan tersebut terhitung kecil atau besar
dibandingkan biaya yang timbul dari permasalah yang dialami oleh
organisasi.
2) Model-model penilaian effektifitas pelatihan dan pengembangan.
Proses evaluasi itu sendiri bisa mendorong para pegawai untuk
meningkatkan produktifitasnya. Untuk mengetahui dampak dari pelatihan itu
secara keseluruhan terhadap hasil atau performansi seseorang atau suatu
kelompok tertentu, umumnya terdapat dua pilihan model penilaian dan
pengembangan yaitu: 1. Uncontrolled model. 2. Controlled
model.
Model pertama ini bisanya tidak memakai kelompok pembanding
dalam melakukan penilaian damapak pelatihan terhadap hasil dan/atau performansi
kerjanya. Sedangkan model kedua adalah model yang dalam melakukan penilaian
efektivitas program pelatihan menggunakan sestem membanding yaitu membandingkan
hasil dari orang atau kelompok yang tidak mengikuti pelatihan.
Menurut Dessler Program pelatihan terdiri dari lima
langkah:
Pertama: Langkah analisis kebutuhan, yaitu mengetahui keterampilan
kerja spesifik yang dibutuhkan, menganalisa keterampilan dan kebutuhan calon
yang akan dilatih, dan mengembangkan pengetahuan khusus yang terukur serta
tujuan perestasi.
Kedua: Merancang instruksi, untuk memutuskan, menyusun, dan
menghasilkan isi program pelatihan, termasuk buku kerja, latihan dan aktivitas.
Ketiga: lagkah validasi, yaitu program pelatihan dengan menyajiakn
kepada beberapa orang yang bisa mewakili.
Keempat: menerapkan program itu, yaitu melatih karyawan yang
ditargetkan.
Kelima: Langkah evaluasi dan tindak lanjut, dimana manejemen
menilai keberhasilan atau kegagalan program ini.[11]
Adapun dalam proses tahapan pengembangan dan pelatihan yang
diterapkan perlu diukur apakah baik atau tidak. Pengembangan dan pelatihan
dapat dikatakan baik jika mencapai sasaran sesuai yang diinginkan, yaitu dapat
meningkatkan kualitas karyawan dalam mengerjakan pekerjaanya. Dengan pengukuran
ini kita dapan menarik kesimpulan apa perlu diganti atau hanya perlu
disempurnakan saja. Indikator –indikator pengembangan dan pelatihan SDM yang
diterapkan antara lain, sebagaimana berikut:
- Prestasi
kerja karyawan, apabila prestasi kerja atau produktifitas kerja karyawan
setelah mengikuti pengembangan dan pelatihan, baik kualitas maupun
kuantitas kerjanya meningkat maka berarti pengembangan dan pelatihan yang
dilakukan cukup baik, tetapi jika prestasi kerjanya tetap, maka
pengembangan dan pelatihan yanag dilakukan kurang baik dan perlu adanya
perbaikan
- Kedisiplinan
karyawan, jika kedisiplinan karyawan setelah mengikuti pengembangan dan
pelatihan semakin baik, maka pengembangan dan pelatihan yang dilakukan
tersebut sudah baik, akan tetapi jika kedisiplinan tidak meningkat berarti
pengembangan dan pelatihan yang dilakukan kurang baik
- Absensi
karyawan, kalau absensi karyawan setelah mengikuti pengembangan dan
pelatihan meningkat maka pengembangan dan pelatihan yang dilakukan
tersebut sudah baik, sebaliknya apabila pengembangan dan pelatihan yang
diterapkan kurang baik
- Kalau
tingkat kerusakan produksi, alat mesin, setelah karyawan mengikuti
pengembangan dan pelatihan berkurang maka pengembangan dan pelatihan yang
dilakukan tersebut sudah baik, sebaliknya jika tetap maka maka
pengembangan dan pelatihan kirang baik
- Tingkat
kecelakaan karyawan harus berkurang setelah mereka mengikuti program
pengembangan dan pelatihan, jika tidak berkurang berarti pengembangan dan
pelatihan yang dilakukan perlu disempurnakan lagi
- Tingkat
pemborosan bahan baku, tenaga, dan waktu, berkurang atau efisiensi semakin
baik maka pengembangan dan elatihan yang dilakukan sudah baik, sebaliknya
jika tetap berarti pengembangan dan pelatihan yang dilakukan itu kurang
baik
- Tingkat
kerjasama karyawan harus semakin serasi, harmonis, dan baik setelah mereka
mengikuti pengembangan dan pelatihan, jika tidak ada perbaiakan kerjassama
maka pengembangan dan pelatihan yang dilakukan itu kurang baik
- Tingkat
upah insentif karyawan meningkat setelah mengikuti pengembangan maka
pengembangan dan pelatihan yang dilakukan itu baik, sebaliknya jika tetap
maka pengembangan dan pelatihan itu kurang baik
- Prakarsa
karyawan harus meningkat setelah mengikuti pengembangan dan pelatihan,
jika tidak meningkat atau tetap berarti pengembangan dan pelatihan kurang
baik. Dalam hal ini karyawan diharapkan dapat bekerja mandiri serta bisa
mengembangkan kreatifitasnya
- Kepemimpinan
atau keputusan- keputussan yang ditetapkan oleh manajer setelah dia
mengikuti pengembangan dan pelatihan harus semakin baik, kerjasama semakin
serasi, sasaran yang dicapai semakin besar, ketegangan- ketegangan
berkurang serta kepuasan kerja karyawan meningkat , kalauu hal di atas
tercapai maka pengembangan dan pelatihan yang dilakukan baik, sebaliknya
jika hal diatas tidak tercapai berarti pengembangan dan pelatihan yang
dilakukan kurang baik[12]
SYARAT-SYARAT PELATIH DALAM PENGEMBANGAN
Seorang pelatih atau instruktur hendaknya memiliki syarat-
syarat tertentu agar supaya bisa berhasil dalam melakukan pengembangan terhadap
karyawan, diantaranya yaitu:
- Teaching
Skills , seorang pelatih harus
mempunyai kecakapan intuk mendidik atau mengajarkan, membimbingkan,
memberi petunjuk, dan mentransfer pengetahuannyakepada peserta
pengembangan. Ia harus dapat memberikan semangat, membina dan
mengembaangkan agar peserta mampu untuk bekerja mandiri serta dapat
menumbuhkan kepercayaan pada dirinya
- Comunications
skills, seorang pelatih harus
mempunyai kecakapan komunikasi baik lisan, maupun tulisan secara efektif.
Jadi suaranya jelas, tulisannya baik, dan kata-katanya mudah dipahami
peserta pengembangan
- Personality
autholity, seorang pelatih harus
memiliki kewibawaan terhadap peserta pengembangan. Ia harus berperilaku
baik, sifat, dan kepribadiannya disenangi, kemampuan dan kecakapannya
diakui
- Social
skills, seorang pelatih harus
mempunyai kemahiran dalam bidang sosial agar terjamin kepercayaan dan
kesetiaan dari para peserta pengembanga. Ia harus suka menolong, obyektif,
dan senang jika anak didiknya maju serta dapat menghargai pendapat orang
lain
- Technical
competent, seorang pelatih harus
berkemampuan teknis, kecakapan teoritis, dan tangkas dalam mengambil suatu
keputussan
- Stabilitas
esmosi, seorang pelatih tidak boleh
berprasangkajelek terhadap anak didiknya, tidak boleh cepar marah,
mempunyai sifat kepapakan, keterbukaan, tidak pendendam, serta memberi
nilai yang objektif
KENDALA-KENDALA PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN
Kendala pengembangan (development) yang dilaksanakan
selalu ada dan kita harus berusaha membanahi pengaruh kendala-kendala tersebut.
Kendala- kendala pengembangan akan menghambat lancarnya pelaksanaan latihan dan
pendidikan sehingga sasaran yang tercapai kurang memuaskan. Kendala- kendala
pengembangan berkaitan dengan peserta, pelatih atau anstruktur, fasilitas
pengembangan, kurikulum, dan dana pengembangan.
- Peserta
pengembangan dan latihan mempunyai latar belakang yang tidak sama,
atau heteroge, seperti pendidikan dasarnya, pengalaman kerjanya, dan
usianya. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat kelancaran pelaksanaan
latihan dan pendidikan karena daya tangkap, persepsi, dan daya nalar
mereka terhadap pelajaran yang diberikan berbeda
- Pelatih
atau instruktur yang ahli dan cakap mentransfer pengetahuannyakepada para
peserta latihan dan pendidikan sulit didapat. Akibatnya sasaran yang
diinginkan tidak tercapai. Misalnya, ada pelatih yang ahli dan pintar
tetapi tidak dapat mengajar dan berkomunikasi secara efektif
atau teaching skill– nya tidak efektif, jadi dia hanya pintar
serta ahli untuk dirinya sendiri
- Fasilitas
pengembangan dan prasarana yang dibutuhkan untuk latihan dan pendidikan
sangat kurang atau tidak baik. Misalnya buku- buku atau alat-alat dan
mesin- mesin, yang akan digunakan untuk praktek kurang atau tidak ada. Hal
ini akan menyulitkan dan menghambat lancarnya pengembangan dan pelatihan
- Kurikulum
yang ditetapkan dan diajarkan kurang serasi atau menyimpang serta tidak
sistematis untuk mendukung sasaran yang diinginan oleh pekerjaanatau
jabatan peserta bersangkutan, untuk menetapkan kirikulum dan waktu
mengajarkannya yang tepat sangat sulit
- Dana
pengembangan, dana yang tersedia untuk pengembangan sangat terbata,
sehingga seringdilakukan secara terpaksa, bahkan pelatih maupun sarananya
kurang memenuhi persyaratan yang dibutuhkan
MANFAAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan
efisiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata dari program pelatihan dan
pengembangan adalah:
- Manfaat
Umum
- Meningkatkan
kuantitas dan kualitas produktivitas
- Mengurangi
waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang
dapat diterima
- Membentuk
sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
- Memenuhi
kebutuhan perencanaan semberdaya manusia
- Mengurangi
frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
- Membantu
karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
- Manfaat
Bagi Perusahaan
- Mengarahkan
kemampulabaan dan atau lebih bersikap positif terhadap orientasi pada
keuntungan
- Memperbaiki
pengetahuan dan keterampilan pada semua tingkat perusahaan
- Membantu
orang mengidentifikasi tujuan perusahaan
- Membantu
menciptakan citra perusahaan yang lebih baik
- Memperbaiki
hubungan antara atasan dan bawahan
- Manfaat
bagi individual
- Membantu
individu dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan pemecahan masalah yang
efektif.
- Melalui
pelatihan dan pengembangan, perubah motivasi dari pengakuan, prestasi,
pertumbuhan, tanggung jawab, dan kemajuan diinternalisasikan dan
dilaksanakan.
- Membantu
dalam mendorong dan mencapai pengembangan dan kepercayaan diri.
- Membantu
seseorang dalam mengatasi stress, tensi, kekecewaan dan konflik.
- Menyediakan
informasi untuk memperbaiki pengetahuan kepemimpinan, keterampilan
berkomunikasi dan sikap.
- Manfaat
untuk Personal, Hubungan Manusia dan Pelaksanaan Kebijakan
- Memperbaiki
komunikasi antara kelompok dan individual
- Membantu
dalam orientasi untuk karyawan baru dan mendapatkan pekerjaan baru melalui
pengalihan atau promosi
- Menyediakan
informasi tentang kesempatan yang sama dan kegiatan yang disepakati
- Memperbaiki
keterampilan hubungan lintas personal
- Memperbaiki
kebijakan, aturan dan regulasi perusahaan yang dapat dilaksanakan[13]
Kesimpulan :
Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian
SDM organisasi yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung
jawab individu yang bersangkutan saat ini (current job oriented). Sasaran yang
ingin dicapai dari suatu program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu
dalam jabatan atau funsi saat ini.
Pengembangan lebih cenderung bersifat formal, menyangkut
antisipasi kemampuan dan keahlian inividu yang harus dipersiapkan bagi
kepentingan jabatan yang akan
datang.
Pelatihan dan pengembangan merupakan salah satu solusi terhadap
sejumlah problem penurunan kualitas kinerja organisasi atau lembaga dan
instansi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan dan keusangan keahlian yang
dimiliki oleh karyawan atau tenaga kerja.
Pelatihan dan pengembangan bukanlah solusi utama yang dapat
menyelesaikan semua persoalan organisasi, lembaga atau sebuah instansi. Tetapi
mengarah pada peningkatan kinerja para karyawan atau tenaga kerja yang baik dan
benar. Dan tujuan pelatihan dan pengembangan adalah untuk merubah sikap,
perilaku, pengalaman dan performansi kinerja.
Pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana kalangan
tenaga kerja dapat memperoleh dan mempejari sikap, kemampuan, keahlian,
pengetahuan perilaku spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan
merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan,
pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang inidividu.
Pengembangan adalah penyiapan individu untuk mengemban tanggung
jawab yang berbeda atau lebih tinggi di dalam organisasi. Pengembangan biasanya
berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual atau emosional yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik.
Sumber :
[1] Pandji
Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2000),,153
[2] google-sofyaneffendi.blogspot.com/…/pelatihan-dan-pengembangan-sumberdayamanusia.
Diakses 21 Nopember 2013
[3] Melayu
S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Remaja
Rosdakarya, 2012),,68
[4]
Mariot Tua Efendi H, Manajemen Sumber Daya Manusa:pengadaan,
pengembangan, pengkompensasian, dan peningkatan produktivitas pegawai,(Jakarta:
Grasindo Widiasarana Indonesia, 2005),,,95
[5] nailasuhada-m.blogspot.com/…/pelatihan-dan-pengembangan-sumberdayamanusia,
diakses 20 Nopember 2013
[6] Pandji
Anoraga, Manajemen Bisnis,,112
[8] google-sofyaneffendi.blogspot.com/…/pelatihan-dan-pengembangan-sumberdayamanusia.
Diakses 21 Nopember 2013
[9] Irianto
Jusuf, Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Pelatihan (Dari Analisis Kebutuhan
Sampai Evaluasi Program Pelatihan), (Jakarta: Insani Cendekia,
2001),,112
[10] Anwar
Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung
: PT Refika Aditama, 2006),,,100
[11] Sjafri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, (Jakarta Selatan: Ghalia Indonesia, 2004),,105
[11] Sjafri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, (Jakarta Selatan: Ghalia Indonesia, 2004),,105
[12] Melayu,
S.P Hasibuan, ibid,,86
[13]
E Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009),,82
Tidak ada komentar:
Posting Komentar