Kamis, 03 Desember 2015

Contoh tentang Bisnis yang Melanggar Etika

       Telkomsel diduga melakukan manipulasi dalam program “Talkmania” dengan tetap menarik pulsa pelanggan meski keutamaan dalam program itu tidak diberikan. Salah seorang warga Kota Medan, Mulyadi (37) di Medan, Selasa, mengatakan dalam iklan Telkomsel menjanjikan gratis menelepon ke sesama produk operator selular itu selama 5.400 detik (90 menit). Untuk mendapatkan layanan itu, pulsa pelanggan akan dikurangi Rp. 3.000,- setelah mendaftar melalui SMS “TM ON” yang dikirim ke nomor 8999 terlebih dulu. Namun, pelanggan sering merasa kecewa karena layanan itu selalu gagal dan hanya dijawab dengan pernyataan maaf disebabkan sistem di operator selular tersebut sedang sibuk serta disuruh mencoba lagi. Tapi pulsa pelanggan tetap dikurangi, dan apabila terus dicoba tetap juga gagal, sedangkan pulsa terus dikurangi, katanya. Warga Kota Medan yang lain, Ulung (34) mengatakan, penggunaan layanan Talkmania yang diiklankan Telkomsel itu seperti “berjudi”. “Kadang-kadang berhasil, kadang-kadang gagal, namun pulsa tetap ditarik,” katanya.

Direktur Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK), Farid Wajdi, SH, MHum mengatakan, layanan iklan Telkomsel itu dapat dianggap manipulasi karena terjadinya “misleading” atau perbedaan antara realisasi dengan janji. Pihaknya siap memfasilitasi dan melakukan pendampingan jika ada warga yang merasa dirugikan dan akan menggugat permasalahan itu secara hukum. Secara sekilas, kata Farid, permasalahan itu terlihat ringan karena hanya mengurangi pulsa telepon selular masyarakat sebesar Rp. 3.000,-. Namun jika kejadian itu dialami satu juta warga saja dari sekian puluh juta pelanggan Telkomsel, maka terdapat dana Rp3 miliar yang didapatkan operator selular itu dari praktik manipulasi iklan tersebut.

Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mengatakan bahwa perlu diperbaiki semua sistem iklan operator selular karena selama ini sering menjebak, saling menjatuhkan dan tidak memiliki aturan yang jelas. Humas Telkomsel Medan, Weni yang telah dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan melakukan pengecekan terhadap nomor pelanggan yang merasa dirugikan dalam layanan Talkmania tersebut. “Namun, Telkomsel telah ‘merefine’ atau mengembalikan kembali pulsa nomor-nomor (handpone) yang gagal itu”, katanya.

Analisis Kasus

Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabdian para pengusaha terhadap etika bisnis. Kasus telkomsel diatas merupakan salah satu tindakan ingkar janji karena tetap mengurangi pulsa pelanggan sedangkan fasilitas talkmania tidak diterima oleh pelanggan.

Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat, karena tidak terkait dengan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.

Sebagai bagian dari masyarakat, tentu etika bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah:
1.Pengendalian diri.
2.Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi).
3.Mampu menyatakan yang benar itu benar. Artinya, jika pihak telkomsel benar mengadakan.
4.Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.

Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi penggerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakkan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pelanggaran para pengusaha terhadap etika bisnis.

Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.

Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.

Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang.

Bagi setiap perusahaan yang menjalankan suatu usaha atau bisnis diharapkan menerapkan suatu etika dalam perusahaannya. Karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan menerima konsekuensi.

Jangan menganggap remeh suatu etika bisnis itu karena etika tersebut sangat penting bagi kemajuan perusahaan itu sendiri. Tanpa adanya suatu etika dalam bisnis mungkin perusahaan tidak akan bertahan lama karena akan menghancurkan nama baik perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, wajib bagi semua perusahaan untuk menerapkan suatu etika bisnis dalam perusahaannya.

Seharusnya perusahaan Telkomsel tidak menjanjikan sesuatu yang belum terlaksana karena akan membuat para pelanggan menjadi tidak percaya lagi. Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen atau masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi, dsb. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis misalnya diskriminasi dalam system jenjang karir. Perusahaan yang menjalankan usahanya dengan didukung suatu etika bisnis akan lebih berkembang dari pada perusahaan yang tidak memiliki suatu etika berbisnis. Oleh karena itu, suatu etika berbisnis sangat berperan penting dalam menjalankan suatu usaha.

Proposal Usaha dengan Modal 50jt



PROPOSAL USAHA
“BUTIK JRSTUFF”

 
 
DISUSUN OLEH :
CINDY INDAH BUDIYANTI
NPM : 21215506
  
1EB04
PENGANTAR BISNIS

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2015




KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam penulis sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya penulis dapat menyelesaikan tugas pengantar bisnis ini dengan baik dan tepat waktu.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah pengantar bisnis. Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan penulis semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi saya dan bagi pembaca lain pada umumnya.



   Depok, 10 Oktober 2015      


                                         
                                                 Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN
1.1          Informasi Tentang Bisnis ………………………………...……………………... ……………………….…….4
1.2       Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………………………4
1.3          Visi dan Misi ……..………………………………………………………………………………………………….……..5
BAB II KEGIATAN USAHA
2.1      Konsep Promosi ……………………………………………………………….…………………………………………6
2.2     Target Pelanggan …………………………………………………………………..………………………………... 6
2.3      Prespektif Masa Depan Usaha………………………………………………………………….…………….6
2.4     Analisis Persaingan …………………………………………………..…………………………………….....……..6
2.5      Segmentasi Pasar yang akan dimasuki ………………..…………………………………………….….7
BAB III RENCANA PEMASARAN
3.1           Penetapan Harga …………………………………………………………………………………………………...... 8
3.2          Pelaksanaan Distribusi ……………………………………………………………………….………………..... 8
3.3          Strategi Promosi yang akan dilakukan ……………………………………………………………....…9
BAB IV PERENCANAAN PERMODALAN
4.1           Sumber-sumber permodalan ……....…….………………………………………………………………… 10
4.2           Neraca Permulaan Perusahaan ……...….………………………………………………………………….10
4.3           Proyeksi Aliran Kas ………………………….....………………………………………………………………….11
BAB V PENUTUP …………………………………………………………………………..……………………………..…….12





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Informasi tentang bisnis yang dilaksanakan
Perusahaan kami bergerak di bidang perdagangan yang menjual berbagai aneka pakaian  serta fashion yang pastinya uptodate dan cocok dengan selera masyarakat khususnya untuk kaum remaja.

Sebelum kami menjalankan perusahaan yang kami rencanakan ini, maka kami harus mempunyai modal usaha. Untuk merencanakan pemasaran, perusahaan kami akan mempromosikan dan mendistribusikan produk kami melalui pasar tradisional maupun pasar modern yang mudah terjangkau oleh para pembeli/konsumen.

Adapun maksud dan tujuan kami mendirikan perusahaan ini yaitu:
1) Berperan aktif dalam bidang bisnis dan kewirausahaan,
2) Menyediakan kebutuhan fashion bagi masyarakat,
3) Mengurangi tingkat pengangguran,
4) Menjalin persahabatan antara pelanggan, dan
5) Mendapatkan keuntungan atau laba.

1.2 Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya dan semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang berhubungan dengan kebutuhan fashion, maka kami berinisiatif untuk membuka suatu usaha butik yang up to date dan mengerti akan kebutuhan masyarakat. Butik JRstuff didirikan untuk mempelopori kecintaan generasi muda dalam bidang fashion yang up to date tanpa melupakan corak dan ciri khas Indonesia.


1.3 Visi dan Misi

Visi : Mitra dan solusi bagi masyarakat dengan memberikan pelayanan atas kebutuhan dalam hal fashion yang up to date untuk memberikan warna dan gaya dalam kehidupan masa kini.

Misi : Memberikan dan menerapkan pelayanan yang baik dan berkualitas demi kepuasaan pelanggan.



  
BAB II
KEGIATAN USAHA

2.1 Konsep Promosi
Menempelkan banyak pamflet ditepi jalan raya yang ramai dilalui masyarakat dan mengandalkan informasi dari pelanggan ke pelanggan serta menyediakan brosur promosi yang siap untuk disebarkan kepada calon pelanggan.

Selain itu, kami juga membuat advertisement secara on-line di internet agar bisa dijangkau masyarakat luas dengan cara melakukan transaksi atau pun bisnis on-line. Dengan cara ini kami optimis Butik JRstuff akan lebih mudah dan cepat dikenal oleh masyarakat.

2.2 Target Pelanggan
Target pelanggan Butik ini adalah : anak muda atau abg yang sedang terpengaruh oleh fashion- fashion yang uptodate. Mereka adalah pengguna baju-baju butik yang memiliki ciri khas tertentu.

2.3 Prespektif Masa Depan Usaha
Dengan terciptanya tempat usaha yang bergerak dibidang perdagangan, khususnya dalam hal fashion dengan lokasi yang strategis, maka kami yakin usaha ini akan maju. Karena kebutuhan dan permintaan akan fashion dikalangan masyarakat pada saat ini sangat besar.

2.4 Analisis Persaingan
Berdasarkan pemantauan dan hasil survey yang ada, bahwa disekitar lokasi tempat yang kami dirikan usaha butik ini masih belum terdapat sebuah tempat belanja pakaian dengan suasana yang nyaman dan kekeluargaan.

2.5 Segmentasi Pasar yang akan dimasuki
Butik JRstuff membidik pasar kelas menengah ke bawah, dengan pemberian harga yang terjangkau. Pada prinsipnya kami akan membuka usaha ini dengan suasana kekeluargaan dan pelayanan yang baik, sehingga membuat masyarakat merasa puas dengan layanan kami dan senantiasa kembali ke tempat kami. Karena segmen pasar usaha butik ini cenderung kemasyarakatan sehingga hal ini dapat memicu persaingan dengan usaha butik lainnya.

Pada awalnya pemenuhan permintaan pakaian dapat dipenuhi dari butik, akan tetapi dengan semakin tinggi populasi rakyat, maka kemampuan butik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat semakin rendah. Hal ini mendorong kami untuk melakukan pelayanan yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan

 



  

BAB III
RENCANA PEMASARAN

3.1 Penetapan Harga
Harga yang akan dikenakan adalah harga yang diperkirakan akan terjangkau oleh masyarakat sekitar. Setelah memperhitungkan dengan cukup matang, akhirnya kami tetapkan sebagai harga awal berikut adalah tabel harga jasa produk yang ditawarkan. Adapun untuk selanjutnya harga akan disesuaikan dengan perkembangan selanjutnya.

No.
Jenis Produk
Harga
1
Kemeja
> Rp.   85.000,-
2
Kaos
> Rp.   75.000,-
3
Celana jeans
> Rp. 280.000,-
4
Gaun
> Rp. 350.000,-
5
Kerudung
> Rp.   55.000,-
6
Rok
> Rp.   80.000,-
7
Jaket
> Rp. 450.000,-
8
Aksesoris
Rp. 7.500,- s/d Rp. 150.000,-

3.2 Pelaksanaan Distribusi
Distribusi yang dilakukan perusahaan kami yaitu distribusi intensif, diusahakan sebanyak mungkin agar dapat menjual produk sebanyak-banyaknya dan lebih mendekati konsumen, sehingga lebih mudah dalam penjualannya dalam menghasilkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya. 

3.3 Strategi Promosi yang akan dilakukan 
        Strategi yang akan kami jalankan pada butik ini antara lain :

  • Membuat pamflet-pamflet berisi produk – produk baru yang akan ditempel tiap bulannya.

  • Melakukan iklan-iklan di dunia internet baik melalui situs jejaring sosial maupun forum.
  • Menyebar brosur-brosur mengenai produk fashion yang kita sediakan di butik.

  • Membuat katalog-katalog mengenai fashion yang sedang up to date di butik.



  


BAB IV
PERENCANAAN PERMODALAN

4.1 Sumber-sumber permodalan
Sebagai sumber awal mula pendirian Butik JRstuff yaitu dari pemilik butik sendiri dengan modal awal Rp. 50.000.000,- yang sebagai investasinya untuk itu didirikanlah perusahaan dalam bidang perdagangan.

4.2 Neraca Permulaan Perusahaan
     Biaya produksi per tahun terdiri dari:

1.      Modal Awal produksi

Renovasi Awal & Desain Interior
Rp. 15.000.000,-
Kulakan baju grosir
Rp. 10.000.000,-
Biaya Soft Opening dan Promosi awal
Rp. 2.500.000,-
Biaya gaji karyawan tahun pertama
Rp. 12.000.000,- 
Jumlah Modal Produksi
Rp. 39.500.000,-

2.     Biaya lain-lain

·         Listrik                                                    Rp. 2.400.000,-
·         Asuransi                                                 Rp. 1.000.000,-
·         Transportasi                                           Rp.   600.000,-
·         Administrasi                                           Rp. 1.500.000,-
·         Pajak                                                      Rp. 2.000.000,-
·         Pemeliharaan gedung dan peralatan        Rp. 3.000.000,-  +
Jumlah biaya lain-lain                                   Rp. 10.500.000,-
Total seluruh biaya produksi (1 + 2)
Jumlah modal produksi                                     Rp. 39.500.000,-
Jumlah biaya lain-lain                                       Rp. 10.500.000,-    +
Total                                                                Rp. 50.000.000

4.3 Proyeksi Aliran Kas
Untuk butik kami proyeksi keuntungan kotor adalah 45% dari penghasilan. Rata-rata untuk butik kami ini, akan mampu menjual sekitar 50 lebih juta pertahun, sehingga jika diambil keuntungan bersih pertahun adalah sekitar 20 – 30 juta pertahun.

Sehingga pada tahun kedua kami sudah bisa balik modal. Dan tahun ketiga, keempat dan seterusnya, kami tinggal mengumpulkan untung dan kemungkinan besar kami gunakan untuk ekspansi ke luar daerah dan melakukan ekspor ke luar negeri.






BAB V
PENUTUP

Harapan saya untuk usaha Butik JRstuff yang saya dirikan ialah supaya produk ini bisa lebih berkembang dan maju. Setelah melaksanakan usaha ini kami dapat mengambil kesimpulan : 
1.Seorang pengusaha harus dapat mengetahui manfaat apa usaha yang mereka akan jual untuk kepentingan orang banyak dan pribadi tanpa merugikan orang lain juga.
2.Sebelum membuka usaha seorang pengusaha harus mengetahui kebutuhan konsumen, tujuan dan sasaran yang akan dituju.